[Metode Position©], Metode Paling Rileks Dalam Menghapal Qur’an


Apakah Metode Position© itu?

Metode Position© adalah metode menghapal Qur’an yang dilakukan pada saat menjelang tidur (Posisi tetha) dan pada saat tidur (posisi delta).

Benarkah metode ini paling rileks?

Adakah aktivitas lain yang lebih relaks daripada Position© alias tidur?

Dalam keadaan tidur, Gelombang otak yang terpancar lebih sedikit (0-4 Hz) dibanding dalam keadaan sadar (4-25 Hz). Makin sedikit gelombang yang dipancarkan, kinerja otak akan makin santai.

Bagaimana Metode Position© bekerja?

Proses belajar (termasuk menghapal) sesungguhnya hanya melibatkan 10 % otak sadar. Sisanya, 90 %, melibatkan otak tak sadar. Dari fakta ini, sudah sangat jelas, bahwa proses pembelajaran sebenarnya lebih banyak berlangsung melalui proses ketidaksadaran daripada kesadaran. Proses belajar secara tak sadar inilah yang akan lebih banyak dipakai dalam Metode Position©.

Lantas, mengapa kebanyakan orang masih memilih belajar dengan otak sadarnya, bila efektivitasnya hanya 10% ?

Ada dua hal yang menjadi penyebab. Pertama, tak banyak yang tahu fakta tersebut di atas, sehingga eksperimen-eksperimen yang pada akhirnya melahirkan metode baru, kesemuanya selalu melibatkan otak sadar.

Kedua, efektivitas belajar dengan cara melibatkan otak tak sadar masih diragukan hasilnya. Pemikiran seperti ini bisa dimengerti, karena otak tak sadar adalah” otak liar” yang bekerja otonom dan tak bisa diperintah, sehingga hasilnya juga tak terukur. Kita, yang berada dalam kondisi sadar, juga tak tahu apa yang sedang dikerjakan oleh otak tak sadar. Apakah ia sedang belajar, bekerja, atau malah main umpet, huehuehue…

Kalau otak tak sadar tak bisa diperintah, bagaimana mungkin belajar (menghapal) dengan memakai cara itu?

Otak tak sadar/bawah sadar sebenarnya bukannya tak bisa diperintah. Otak tak sadar memang tak bisa diperintah secara langsung. Namun ia bisa diperintah secara tak langsung, dengan cara melatihnya berulang-ulang. Ia harus diprogram secara sadar dahulu, agar bisa berfungsi tak sadar.

Lalu, bagaimana memogramnya?

Ada 4 level kompetensi yang dimiliki setiap manusia, yakni:

Level 1. Tak Sadar, kalau Tak Mampu (Incompetent-Unconscious)

Masa-masa balita adalah masa-masa yang ‘pantas’ untuk menghuni level 1. Pada masa itu, kita tak sadar bahwa kita tak memiliki kemampuan terhadap sesuatu. Kita tak sadar kalau tak bisa naik sepeda/mobil, tak bisa berenang, dll. Ketika menginjak remaja/dewasa, sudah selayaknya kita beranjak dari level 1. Karena hanya orang2 jahiliah, orang yang bebal dan tak mau belajar yang masih pantas menghuni level ini…huehue…

Level 2. Sadar, kalau Tak Mampu (Incompetent-Conscious)

Orang yang berada pada level 2, adalah orang yang tercerahkan. Ketika sadar tak memiliki kemampuan (kompetensi) di suatu bidang, ia punya tekad kuat untuk belajar. Ia akan menempuh cara apapun, untuk mengasah kemampuannya. Di masa kecil, ketika kita sadar bahwa jarak rumah dan sekolah cukup jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki, pada saat itulah mungkin kita mulai tergerak untuk belajar bersepeda.

Demikian pula dengan mengendarai mobil . Jika sadar tak mampu berkendara, kita bisa mulai ikut kursus mengemudi atau belajar gratis dari teman. Jika sadar tak mampu beli mobil, kita bisa pinjem mobil teman, tetangga atau mobil kantor sebagai bahan uji coba…huehuehue…

Level 3: Sadar kalau Mampu (Competent-Conscious)

Orang yang berada pada level 3 adalah orang yang terdeterminasi. Ia teruji oleh waktu, yang bisa membuatnya menjadi piawai/ahli dalam suatu hal. Belajar sepeda misalnya. Perlu waktu untuk terjatuh berkali-kali dulu, sebelum akhirnya benar-benar mahir bersepeda. Demikian juga dengan belajar dalam hal yang lain.

Ada baiknya lebih berhati-hati jika sudah mencapai level 3 ini! Karena kadangkala, kemampuan /kepiawaian akan memicu keangkuhan/kesombongan. Mungkin akan muncul perasaan bahwa orang lain tak lagi se-‘level’ dengan kita, sehingga kemampuan mereka hanya dipandang sebelah mata. Maka alangkah baiknya, jika sudah berada di level 3, kita mulai tergerak untuk berbagi ilmu/kemampuan kepada orang lain.

Level 4: Tidak Sadar kalau Mampu (Competent-Unconscious)

Otak memiliki kemampuan untuk ‘memindai’ kebiasaan. Dan kebiasaan yang dilakukan secara berulang kali akan ditandai (high-light marking) & dibuatkan ‘jalan pintas’(shortcut). Jalur pintas itulah yang memangkas proses berpikir, dari proses yang bersifat sadar menjadi tak sadar.

Karena itulah, kalau kita sudah berulang kali pergi ke kantor melalui rute jalan yang sama, maka dengan melamun pun, kita bisa sampai di tempat yang sama dengan rute yang sama juga. Di perempatan jalan, otak tak perlu lagi diperintah: harus belok kanan/kiri ataukah lurus. Ia sudah otomatis sudah bisa mengambil keputusan sendiri secara otonom.

Itu juga menjelaskan mengapa setelah mahir bersepeda atau bermobil, kita tak perlu berpikir lagi mana yang akan ditarik/diinjak, ketika mendapati halangan di depan kita. Bahkan, jika tiba-tiba ada kendaraan lain yang nyelonon
g memotong jalan, kaki kita secara reflek (bawah sadar) akan menginjak rem, bukannya gas.

Kemampuan sadar (level 3) yang dilakukan berulang-ulang inilah yang akan melahirkan kemampuan bawah sadar (reflex yang bersifat otomatis). Dengan cara inilah sesungguhnya ‘otak liar’ bisa diprogram. Dengan cara ini jugalah metode Position© bekerja efektif dalam menghapal Qur’an.

Nah, teknisnya gimana?

Ah, itu mudah…

Pertanyaannya…WANI PIRO…huehueheu

54 thoughts on “[Metode Position©], Metode Paling Rileks Dalam Menghapal Qur’an

  1. debapirez said: ilmu baru neh. kudu diserap org O’on kayak saya 😉

    wah…baru ngeh ada postingan ini. postingan berikutnya malah udh tak baca. bermanfaat sekali , insya Allah. nyoba ah…aku tmsk yg susah ngapal sih…malah lbh cepet kl ngepel lantai.skalian nyuwun izin u/ reshare ya. tfs mas suga…

Leave a comment