(FF-Perjuangan): Restu


Di tempat ngepos…

“Dua.”
“Satu.”
“Dua lagi yah, Ma?!”
“Enggak, satu aja!”

Di depan kasir mini market.
“Dua.”
“Satu.”
“Dua lagi, yah?!”
“Enggak, Papa. Satu aja.”
“Please, Ma. Dua anak lagi yah?!”
“Enggak ya enggak, Pa. Satu aja.”
“Please, Ma. Dua istri lagi, yah?!”
“Satu aja! Sudah dibilang–“

Rekaman pembicaraan itu dibawanya ke penghulu. Sebagai bukti kalau ia telah mendapat restu…

82 thoughts on “(FF-Perjuangan): Restu

  1. pitaloka89 said: hehe..harus berhati2 sama yg berulang2 😦

    perulangan berpotensi mem-by pass otak, sehingga saklarnya mengarah ke ‘otomatis’. sisi positifnya, pembelajaran mjd efektif. contohnya kl naik mobil. kalau udah biasa/berulang2, kaki akan otomatis menekan rem, kalau ada halangan di depannya…sisi negatifnya, contohnya ff ini…hihi

  2. saturindu said: perulangan berpotensi mem-by pass otak, sehingga saklarnya mengarah ke ‘otomatis’. sisi positifnya, pembelajaran mjd efektif. contohnya kl naik mobil. kalau udah biasa/berulang2, kaki akan otomatis menekan rem, kalau ada halangan di depannya…sisi negatifnya, contohnya ff ini…hihi

    hehe…ribet juga yang berulang2…

  3. saturindu said: perulangan berpotensi mem-by pass otak, sehingga saklarnya mengarah ke ‘otomatis’. sisi positifnya, pembelajaran mjd efektif. contohnya kl naik mobil. kalau udah biasa/berulang2, kaki akan otomatis menekan rem, kalau ada halangan di depannya…sisi negatifnya, contohnya ff ini…hihi

    hadeuuhh bisa2 aja nih si oom, endingnya jadi gitu

  4. saturindu said: perulangan berpotensi mem-by pass otak, sehingga saklarnya mengarah ke ‘otomatis’. sisi positifnya, pembelajaran mjd efektif. contohnya kl naik mobil. kalau udah biasa/berulang2, kaki akan otomatis menekan rem, kalau ada halangan di depannya…sisi negatifnya, contohnya ff ini…hihi

    satu aja dulu…;-)

Leave a reply to bawangijo Cancel reply